Padang, bakaba – Ratusan massa yang diduga menolak hasil pemilihan umum (Pemilu) terlibat bentrok dengan aparat TNI-Polri Kamis, (31/01). Pasalnya Ketua KPU menolak menemui masa yang sudah berkerumun di depan kantor KPU Sumbar.
Suasana semangkin tegang setelah Ketua KPU yang diharapkan menemui ratusan massa tidak juga kunjung hadir, hingga suasana bertambah panas dan terjadi ketegangan antara massa dan aparat Kepolisian dan TNI yang memang bersiaga di lokasi.
Massa yang mulai beringas kemudian melakukan perbuatan anarkis dengan berupaya menerobos masuk ke dalam gedung, namun tetap dihalau oleh aparat dari TNI-Polri. Kondisi semakin tidak terkendali, lantaran massa kian beringas bahkan kedatangan massa lainnya kian bertambah banyak, memperkeruh situasi.
Aparatpun akhirnya melakukan langkah tindakan tegas dengan menurunkan pasukan anti huru hara dari satuan Brimob Polda Sumbar dan satu unit kendaraan Watercanon untuk menghalau dan meredam amukan massa.
Sempat terdengar puluhan tembakan peringatan dari aparat, kosentrasi massa pun terpecah saat gas air mata ditembakan aparat kekerumunan massa. Beberapa korban yang berasal dari warga sipil terlihat dievakuasi oleh tim medis untuk mendapatkan perawatan, sementara dari pihak keamanan terpantau beberapa personil mengalami cedera ringan.
Setelah 2 jam kericuhan berlangsung, situasi dapat diredam oleh oleh aparat keamanan dan di sekitar lokasi aparat melakukan penjagaan sementara massa tidak lagi tampak lagi karena telah membubarkan diri.
Kericuhan yang berakhir bentrok antara aparat dengan antar massa pendukung pada pemilu tersebut tersebut bukanlah hal yang sebenarnya, ini merupakan kegiatan simulasi prosedur tetap (protap) atas antisipasi pengamanan tahapan pemilihan umum yang mencakup pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres), khususnya di Sumatera Barat (Sumbar).
“TNI AD, khususnya Komando Resor Militer (Korem) 032/Wirabraja bersama-sama segenap komponen bangsa harus melakukan tugas dengan tulus dan ikhlas dalam mewujudkan rasa aman dan tenteam di masyarakat. Sinergi dengan berbagai lembaga dan instansi terkait, serta seluruh komponen Bangsa harus terus dipelihara dan ditingkatkan, dan tidak hanya menjadi slogan,” kata Kepala Staf Korem (Kasrem) Kolonel Inf Edi Nurhabad usai simulasi pengamanan pemilu 2019 di Makorem 032/Wirabraja, Kamis (31/1).
Menurutnya, stabilitas keamanan harus tetap terjaga baik sebelum, selama, dan setelah pelaksanaan pileg dan pilpres yang dilaksanakan pada April 2019.
“Netralitas TNI kembali harus kita tunjukkan, oleh karenanya saya perintahkan kepada seluruh prajurit untuk berpegang teguh kepada pedoman TNI, jangan terpengaruh pada berbagai isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, pegang teguh rantai komando dan laporkan kepada komandan satuan (dansat) apabila menemui kendala di lapangan,” tuturnya. (***)