Dampak banjir bandang, 511 hektar lahan pertanian terancam gagal panen di Tanah Datar

Dampak banjir bandang, 511 hektar lahan pertanian terancam gagal panen di Tanah Datar

- in Headline, News, TANAH DATAR
0

Tanah Datar, bakaba.net – Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu 11 Mai lalu selain menimbulkan kerusakan juga ratusan hektar lahan terancam gagal panen.

Hal itu disampaikan Bupati Eka Putra didampingi Kadis Pertanian Sri Mulyani saat memaparkan kerusakan lahan dampak banjir bandang atau galodo di Kementerian Kehutanan RI pada Selasa (11/06) lalu.

Kadis Pertanian Sri Mulyani menjawab bakaba.net, Kamis (13/06) mengatakan rombongan Bupati Tanah Datar saat itu diterima oleh Sekretaris Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Hermanto, M.P.

Sri mengatakan banjir bandang beberapa waktu lalu itu, gagal panen terjadi pada komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, kemaatian hewan ternak dan kerusakan infrastruktur pertanian.

Berdasarkan hasil pendataan sebut Sri, kerusakan lahan pertanian dampak banjir bandang itu mencapai 511,52 hektar. Hal itu tentunya membutuhkan tindakn mendesak agar memulihkan dan mendukung sektor pertanian.

Kategori kerusakan lahan akibat galodo itu yaitu, kategori 1, 299,83 hektar lahan tertimbun material banjir terdapat banyak batu dan tidak rata.

Kategori 2, 123,61 hektar lahan pertanian tertimbun banyak batu besar dengan kondisi rata, selanjutnya 30 hektar lahan tertimbun material galodo dengan kondisi ada batu-batu besar dan tidak rata masuk kategori 3.

Selanjuutnya kategori 4, lahan pertanian seluas 43,15 hektar terdapat batu-batu besar dan kondisi rata. 3,48 hektar lahan pertanian masuk kategori 5 dan pada lahan pertanian ada batu-batu kecil serta tidak rata. Terakhir kategori 6, lahan pertanian seluas 2,45 hektar terdapat batu-batu kecil dengan kondisi rata.

“Komoditi utama yang terdampak banjir bandang yaitu padi dan hortikultura,” kata Sri Mulyani.

Untuk memulihkan lahan pertanian yang rusak dampak banjir itu maka perlu dilakukan reklamasi dengan mengunakan alat berat terutama untuk lahan yang masuk kerusakan kategori 1.

Sementara komoditi perkebunan yang rusak yaitu kayu manis sebanyak 24.055 batang, cengkeh 354 batang, pala 40 batang, kakao 55 batang dan kelapa 608 batang.

Banjir bandang itu sampung Sri juga merusak infrastruktur pertanian seperti dam parit, irigasi, pipanisasi, jalan usaha tani dan embung.

“Kerusakan infrastruktur pertaanian yang rusak karena banjir bandang mencapai 319 unit,” ujar Sri

Kerusakan infrastrukutr pertanian itu mengakibatkan lahn pertanian banyak mengalami kekeringan sehingga mengancam gagal panen.

Perbaikan inprastruktur pertanian merupakan kegiatan mendesaak, strategis dan prioritas, agar tidak terjadi penurunan produksi pangan pasca banjir bandang. (***)

Leave a Reply