Galuh Febryan Putra
KENAPA saya bilang Buya Mahyeldi sosok tangguh pemimpin Sumatera Barat? Karena dari sosok lemah lembut dan ketegasan yang terpancar dari dalam dirinya, tersimpan sesuatu yang sangat dahsyat. Yakni sosok yang tak pernah merasa hebat, jumawa atau sombong serta dekat dengan ulama.
Selama memimpin Kota Padang Buya Mahyeldi pun tak pernah menjadikan semua idenya dikedepankan, pasti ide itu muncul dari masyarakat Kota Padang sendiri. Kemudian diwujudkan ke dalam satu ide bersama, sehingga menjadi impian bersama.
Kita masih ingat ketika renovasi pasar raya yang tidak terawat di transformasi menjadi pasar raya yang enak dipandang dan dikunjungi tanpa sedikitpun ada protes dari masyarakat.
Begitu juga dengan pantai padang yang dahulu banyak maksiat disana sekarang ditransformasi menjadi pusat wisata di Kota Padang yang asyik untuk dikunjungi. Dan banyak lagi prestasi – prestasi Buya Mahyeldi untuk kota padang.
Dari sekian banyak prestasi – prestasi Buya Mahyeldi, Pun beragam juga serangan hanya untuk menjatuhkan sosok tangguh itu. Tapi Buya Mahyeldi Ia dengan keyakinan mantapnya, berhasil mematahkan semua kebencian-kebencian itu dengan karya – karyanya.
Bahkan hampir seluruh tudingan-tudingan itu, sepertinya ada “udang dibalik batu”. Ada keinginan lain untuk menjatuhkan sosok Buya Mahyeldi. Demi sebuah keuntungan.
Pada kenyataannya, saat ini Kota Padang sebagai ibukota Sumatera Barat, sudah banyak perubahan-perubahan yang masyarakat kota Padang bisa menikmatinya.
Begitu juga untuk kesejahteraan warganya. Banyak yang sudah dilaksanakannya, baik bantuan kemanusiaan yang sangat berguna bagi warga Kota Padang maupun insfrastruktur yang di bangun di Kota Padang. Serta penghargaan prestasi selama Buya Mahyeldi memimpin Kota Padang sudah tak bisa dihitung dengan jari. Buya Mahyeldi tak diragukan lagi dalam torehan prestasi membangun Kota Padang sebagai ibukota Sumatera Barat.
Pertanyaan kita. Apa lagi yang membuat lawan-lawan politiknya hingga Buya Mahyeldi dibenci? Buya dipilih warga Kota Padang sekitar 62,92 persen di perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang.
Kini sosok itu tak lemas oleh kritikan, tapi dia kuat karena kritikan yang selalu Buya Mahyeldi anggap “angin lalu saja”. (***)