Tanah Datar, bakaba.net – Pimpinan FDB Institut Febby Dt. Bangso menyampaikan bahwa kegiatan silek seperti yang dilaksanakan di Medan nan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto ini sangat diminati terutama oleh anak-anak yang masih di usia sekolah.
Hal itu disampaikan Pimpinan PDB Institut saat prosesi Maanta Syarat ka Guru (Mengantar Syarat kepada Guru) anak kamanakan Nagari Gurun Baraja Silek (Belajar Silat) Harimau di Medan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto Jorong Gurun Nagari Gurun Kecamatan Sungai Tarab.
Kegiatan prose maanta syarat itu lansung dihadiri Bupati Eka Putra, Minggu (02/02).
“Alhamdulillah, kegiatan silek dan kesenian seperti ini sangat diminati anak-anak. Artinya, anak-anak kita butuh panggung dan juga tempat untuk mereka menyalurkan bakatnya. Untuk itu kami disini mencoba untuk memfasilitasinya dengan mengajarkan kepada mereka silek, alua pasambahan dan juga kesenian tradisional lainnya,” sampai Febby Dt. Bangso.
Dikatakannya, sebagai Luhak nan Tuo Kabupaten Tanah Datar tentu memiliki tanggungjawab moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yang ada di Sumatera Barat dalam pelestarian adat dan budaya.
“Ini adalah bagian dari ikhtiar kita sebagai masyarakat agar anak-anak generasi muda yang ada di kampung bisa mempelai adat dan budaya kita sebagai orang Minangkabau. Mudah-mudahan ke depannya apa yang kami lakukan disini bisa menjadi gerakan bersama, tentunya partisipatif masyarakat menjadi sangat penting,” ujarnya.
Febby Dt. Bangso juga mengatakan bahwasanya menurut tradisi lama anak-anak yang akan belajar silek maupun mengaji adalah tanggungjawab Mamaknya (paman) untuk mencarikan guru dan sekaligus menyediakan syaratnya.
Namun, tambahnya di Medan nan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto binaannya saat ini tidak semua syarat dibebankan kepada mamak dari anak yang akan belajar.
“Kami disini tidak menuntut semuanya syarat disediakan oleh mamak mereka, namun disini hari ini yang terpenting anak yang akan belajar harus diantar oleh mamaknya, kalau tidak maka anak tersebut tidak kami terima karena ini sebagai bentuk tanggungjawab seorang mamak kepada kemenakannya. Inilah yang dilakukan orang-orang tua kita dulu, sehingga ini menjadi tradisi baik yang harus kita tiru, itu pesan moral yang ingin kami sampaikan,” jelas Febby.
Lebih jauh Febby Dt. Bangso juga menjelaskan bahwa dalam satu hari anak-anak latihan di medan nan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto menghabiskan waktu setidaknya selama 3 sampai 4 jam. Dan selama itu anak-anak tidak memegang handphone.
Dalam satu minggu anak-anak latihan disini sebanyak 3 hari, jadi kalau dihitung-hitung satu minggu bisa mengurangi anak-anak memegang handphone selama 10 sampai 12 jam, tentunya hal semacam ini sangat bagus untuk perkembangan mereka,” pungkasnya. (***)