“Kita tidak akan memberi ruang untuk pelaku kekerasan di wilayah hukum kita. Setiap warga yang melihat atau mengalami tindak kekerasan harus segera melaporkannya. Jangan menunggu sampai jatuh korban,” tegasnya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa persoalan emosi, bila tidak dikelola dengan bijak, bisa berujung fatal. Dari sekadar cekcok keluarga, situasi bisa berubah menjadi tragedi yang menghancurkan banyak pihak—baik korban maupun pelaku.
Penyidikan lebih lanjut masih berlangsung. Polisi kini mendalami kemungkinan adanya faktor pemicu lain di balik konflik keluarga yang berakhir dengan luka tusuk ini. Sementara itu, R hanya bisa menundukkan kepala, menyesali perbuatannya yang kini mengubah hidupnya selamanya. (***)