Silfia Hanani Wartawan Pertama Asal Tanah Datar Raih Gelar Guru Besar

Silfia Hanani Wartawan Pertama Asal Tanah Datar Raih Gelar Guru Besar

- in Feature, Headline, Nan Tacelak, WANITA
0

Tanah Datar, bakaba.net – Seorang wartawan perempuan asal Tanah Datar dikukuhkan menjadi Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Dia adalah prof. DR. Silfia Hanani.,S.Ag.M.Si , dikukuhkan dalam sidang senat terbuka Islam Negeri yang digelar Gedung Study Centre bersama 11 Guru Besar lainnya.

Prof. DR. Silfia Hanani.,S.Ag.M.Si yang biasa disapa Sil ini perempuan cerdas yang pernah menjadi wartawan Harian Haluan ketika korban terbesar di Sumatera Barat itu masih berkantor di jalan Damar 59 F.

Ketika menjadi wartawan Koran Masuk Desa Edisi Tanah Datar, Silfia sangatlah produktif, tulisannya tajam dan kritis terkait persoalan sosial yang ada di daerah itu.

Setiap Minggu ada saja tulisannya kontrol sosialnya yang muncul di halaman Harian Haluan, tulisannya akan menjadi perbincangan hangat bagi teman-teman wartawan sementara pejabat yang disentil kerap panas dingin usai membaca tulisannya perempuan yang akrab dengan hampir seluruh wartawan di Tanah Datar.

Saya masih ingat, tahun 1996 Silfia Hanani yang sudah berkerudung dan selalu memakai kemeja longgar dan celana panjang juga longgar menyerahkan tulisan ke Koordinator KMD Haluan untuk Tanah Datar yang biasa kami panggil pak Ujang meski nama sebenarnya Syukrial Syukur.

Berita-berita yang ditulis oleh Silfia Hanani ini jarang yang diperiksa sang koordinator, lansung diletakan pada berita-berita lain yang sudah layak tayang.

Ia sering datang berdua dengan Anton Yondra yang juga sukses menjadi politisi yang digeluti sejak aktif dibidang jurnalistik.

Karena Silfia Hanani dinilai sangat produktif dan potensial, akhirnya ia ditarik untuk pindah ke Padang. Meski baru pindah ke ibu kota provinsi Sumbar itu, Silfia tetap produktif menulis. Tulisannya tetap tajam.

Silfia juga sosok yang suka belajar dan membaca, waktu senggang ia gunakan untuk membaca berbagai buku-buku yang sengaja dibeli atau saat mampir di toko buku Sari Anggrek, bahkan tidak jarang berburu buku-buku langka di toko dekat Padang Theater.

Meski mempunyai kesibukan dibalik dapur redaksi ada mimpinya untuk kembali melanjutkan pendidikan dan ia memilih kuliah di IAIN Imam Bonjol Padang.

Baginya jurnalistik mengajarkan melihat masalah, tapi akademik memberinya ruang untuk menawarkan jawaban.

Meski ia harus meninggalkan zona nyaman sebagai wartawati dan menantang dirinya meraih jenjang pendidikan tinggi.

Dari S1 hingga doktor, Silfia Hanani konsisten mengkaji sosiologi dengan fokus pada isu sosial-keagamaan, gender, dann transformasi budaya Minangkabau.

Saat ini Silfia Hanani wartawan pertama yang menjadi Guru Besar di Tanah Datar, Guru Besar tokoh perubahan dari IAIN Imam Bonjol dan menyelami Antropologi di Universitas Pajajaran dan meraih gelar Doktor di University Kebangsaan Malaysia.

Ini menunjukan Silfia Hanani melalui lintasan akademik tanpa batas yang membentuk kepakaran dan kepemimpinan.

Saat orang lain masih disibukan dengan diskusi, Silfia Hanani justru terjun ke tengah masyarakat merancang program berbasis penelitian untuk membangun ekonomi lokal dan menyuarakan kebijakan untuk kelompok rentan.

Sebagai seorang Rektor Silfia Hanani membawa UIN Bukittinggi kearah kolaborasi global, riset berdampak dan penguatan posisi sosial yang hidup dan menyelesaikan masalah.

Ia mempunyai misi untuk membangun riset jaringan internasional menciptakan dampak keilmuan nyata dan menjadikan UIN Bukittinggi sebagai pusat keunggulan.

Sebagai seorang sosiolog ia berharap ilmu yang ia miliki memberikan kontribusi untuk memahami masyarakat dan negara juga menjadi peran pentingnya menjadi warga negara yang ikut memajukan bangsa dan agama. (***)

Leave a Reply