Tanah Datar, bakaba.net – Fakultas Syariah UIN Mahmud Yunus Batusangkar melakukan pengamatan gerhana bulan, Minggu (07/09).
Pengamatan itu dipimpin oleh Dr. Nailur Rahmi, Yan Faisal, dan Dr. Firdaus, M.H. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Fakultas Syariah Kampus 1 UIN Batusangkar.
Pengamatan gerhana bulan ini menjadi praktik langsung bagi mahasiswa dalam memahami ilmu falak. Mereka dapat menyaksikan fenomena alam ini secara langsung dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dipelajari.
Dengan kegiatan itu mahasiswa dapat memperdalam pemahaman mereka tentang ilmu falak dan fenomena alam yang terkait.
Setelah pengamatan, kegiatan dilanjutkan dengan shalat gerhana yang dipimpin oleh Dr. Firdaus. Dalam kesempatan ini, Dr. Firdaus mengingatkan pentingnya mensyukuri nikmat Allah SWT dan menyadari kebesaran-Nya melalui fenomena alam seperti gerhana bulan.
Shalat gerhana ini menjadi momen penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan refleksi diri.
Kegiatan pengamatan gerhana bulan dan shalat gerhana ini merupakan salah satu contoh kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dan dosen dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran spiritual.
Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat menjadi lebih baik dan lebih siap dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Pada kesempatan itu Dr. Nailur Rahmi, Yan Faisal, menyampaikan bahwa kegiatan pengamatan gerhana bulan ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami ilmu falak dan fenomena alam.
Beliau berharap kegiatan ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dan meningkatkan kesadaran mereka akan kebesaran Allah SWT.
Gerhana bulan adalah fenomena alam yang terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari yang seharusnya mengenai Bulan terhalang oleh Bumi.
Dalam ilmu falak, gerhana bulan dapat diprediksi dengan menggunakan perhitungan astronomis yang akurat.
Terdapat tiga jenis gerhana bulan, yaitu: Gerhana bulan total, ketika Bumi menghalangi seluruh cahaya Matahari yang mengenai Bulan, gerhana bulan sebagian, ketika Bumi menghalangi sebagian cahaya Matahari yang mengenai Bulan dan gerhana bulan penumbra, ketika Bulan hanya melewati bayangan penumbra Bumi.
Sementara perhitungan gerhana bulan melibatkan penentuan posisi Bumi, Matahari, dan Bulan dalam sistem koordinat astronomis.
Dengan menggunakan data astronomis yang akurat, ilmuwan dapat memprediksi kapan dan bagaimana gerhana bulan akan terjadi.
Gerhana bulan itu sendiri memiliki signifikansi yang besar dalam berbagai bidang, termasuk astronomi, agama, dan budaya. Dalam astronomi, gerhana bulan dapat memberikan informasi tentang struktur Bumi dan Bulan. Dalam agama, gerhana bulan seringkali memiliki makna spiritual dan simbolis. Dalam budaya, gerhana bulan dapat menjadi bagian dari tradisi dan ritual tertentu.
Pengamatan gerhana bulan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan astronomis seperti teleskop atau teropong. Pengamatan ini dapat memberikan kesempatan bagi ilmuwan dan masyarakat untuk memahami lebih baik tentang fenomena alam ini dan meningkatkan kesadaran akan kebesaran alam semesta. (***)