Bukittinggi, bakaba.net — Semangat dan pemikiran besar Buya Hamka kembali digaungkan dalam kegiatan Lawatan Muhibah dan Kuliah Umum Internasional bertajuk “Semangat Ummatik, Kesatuan Umat, Meroboh Sempadan Negara-Bangsa – Legasi Penjajahan” yang digelar di UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Selasa pagi (11/11).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Kantor Hubungan Internasional (International Office) LP2M UIN Bukittinggi ini menjadi momentum penting memperkuat jejaring keilmuan antara Indonesia dan Malaysia. Acara dibuka langsung oleh Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag., M.Si., dan dihadiri Wakil Rektor III, Prof. Madya Dr. Edi Rosman, S.H., M.H., serta delegasi akademik Malaysia, termasuk Presiden Kolej Dar al-Hikmah dan Wadah Malaysia, Dato’ Haji Ahmad Azam bin Ab Rahman, dan Presiden Persatuan Cendekiawan Minang Malaysia (PCMM), Dato’ Ismail bin Ahmad.
Dalam sambutannya, Rektor Silfia Hanani menekankan pentingnya menggali pemikiran Buya Hamka sebagai fondasi memperkuat hubungan keilmuan dan emosional antara dua bangsa serumpun. Ia berencana mendirikan “Buya Hamka Corner” di kampus sebagai pusat kajian lintas negara yang menghidupkan kembali nilai-nilai universal Buya Hamka.
“Kami ingin UIN Bukittinggi menjadi rumah bagi pemikiran Buya Hamka, tempat di mana ide-idenya terus hidup, diteliti, dan dikembangkan bersama akademisi Malaysia,” ujar Silfia.
Kolaborasi kedua institusi ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) untuk kerja sama riset, pengabdian masyarakat, dan pertukaran dosen pelawat (fellow lecturer).
Sementara itu, Dato’ Haji Ahmad Azam bin Ab Rahman dalam kuliah umumnya menyebut Buya Hamka sebagai sosok ulama dan pemikir Nusantara yang melampaui sekat nasionalisme sempit.
“Buya Hamka bukan hanya milik Minangkabau atau Indonesia. Beliau adalah aset peradaban Islam dunia yang memperjuangkan ukhuwah dan menolak batas-batas warisan kolonial,” ujarnya.
Menurutnya, Malaysia dan Indonesia sebagai bangsa serumpun memiliki tanggung jawab moral untuk menghidupkan semangat ummatik—persaudaraan umat tanpa batas etnis dan negara.
Sementara Prof. Madya Dr. Edi Rosman menilai kolaborasi akademik ini akan memperkaya penelitian tentang pemikiran Buya Hamka, sekaligus menjadi amal jariah ilmiah bagi generasi muda.
“Kerja sama ini bukan sekadar nostalgia sejarah, tapi langkah nyata untuk menghubungkan kembali generasi muda dengan akar intelektual dan nilai keislaman yang diwariskan Buya Hamka,” ujarnya.
Usai kegiatan, rombongan tamu Malaysia diajak meninjau unit bisnis kampus UIN Bukittinggi, menikmati kopi organik dan produk mahasiswa, serta berziarah ke Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sungai Batang, Maninjau — simbol penutup lawatan yang penuh makna spiritual dan kultural. (***)