Tanah Datar, bakaba.net – Ketua MPK SDI PWM Sumbar sekaligus pengurus BPH Universitas Muhammadiyah Sumbar, Nasrul A, S.Sos.I., M.M., menegaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia membutuhkan kebangkitan baru semangat Pancasila, bukan sekadar sebagai dasar negara, tapi sebagai nilai hidup dalam keseharian masyarakat dan kebijakan negara.
Dalam forum kebangsaan di Tanah Datar, Selasa (22/07) Nasrul menyampaikan bahwa Pancasila adalah buah perjuangan panjang dan pemikiran mendalam dari para tokoh besar bangsa, termasuk tokoh-tokoh Minangkabau yang telah memberikan kontribusi besar dalam perumusan dan penegakan ideologi negara.
Tokoh-Tokoh Minangkabau dalam Sejarah Pancasila
Nasrul menekankan bahwa masyarakat Sumatera Barat harus bangga dan meneladani para pendahulu yang berperan besar dalam merumuskan Pancasila dan fondasi kebangsaan:
Dr. Mohammad Hatta – Proklamator dan Wakil Presiden pertama, seorang negarawan besar yang menanamkan prinsip demokrasi, etika, dan ekonomi kerakyatan.
Mohammad Yamin – Tokoh perumus awal Pancasila yang dalam sidang BPUPKI mengusulkan lima asas dasar negara, dengan penekanan pada kebangsaan dan persatuan.
H. Agus Salim – Diplomat ulung dan pemikir Islam modern, yang menjembatani nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan dalam kerangka Pancasila.
“Orang Minang tidak hanya pandai berkata, tapi punya warisan pemikiran dan perjuangan yang ikut membentuk Indonesia. Itu harus kita hidupkan kembali, bukan hanya dibanggakan,” ujar Nasrul penuh semangat.
Pancasila: Nilai yang Teruji Zaman
Nasrul menyampaikan bahwa Pancasila telah diuji dalam berbagai masa, dari era kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, hingga masa Reformasi. Tantangan seperti pemberontakan ideologis, konflik suku dan agama, serta ketimpangan ekonomi, semua menjadi ujian terhadap kesetiaan bangsa pada Pancasila.
“Saat ini, ujian kita adalah lunturnya nilai. Apatisme generasi muda, korupsi elite, dan maraknya ujaran kebencian di media sosial. Ini semua tanda bahwa Pancasila belum sungguh-sungguh kita amalkan,” tegasnya.
Mengamalkan Pancasila dalam Kehidupan Nyata
Nasrul mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai laku hidup:
Ketuhanan dalam toleransi dan saling menghormati.
Kemanusiaan dalam kepedulian sosial dan penolakan terhadap kekerasan.
Persatuan dalam menjunjung kebhinekaan dan kebangsaan.
Kerakyatan melalui musyawarah dan keterlibatan publik.
Keadilan sosial dalam pemerataan pembangunan dan keberpihakan pada yang lemah.
Seruan untuk Generasi Muda dan Tokoh Masyarakat
Nasrul menghimbau agar generasi muda tidak hanya mengenal Pancasila dari buku, tetapi menjadikannya panduan hidup dan dasar sikap di tengah masyarakat yang kompleks.
“Pemuda Minang harus bangkit. Jangan malu jadi Pancasilais. Jadilah penggerak nilai dan etika di tengah zaman digital yang serba bebas tapi rawan tersesat,” ungkapnya.
Kepada para tokoh masyarakat dan pemimpin publik, Nasrul berpesan agar menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila, bukan sekadar retorika.
Ir. M. Shadiq Pasadigoe, SH., MM: Pejuang Nilai Pancasila di Era Kini
Secara khusus, Nasrul memberikan apresiasi tinggi kepada Ir. M. Shadiq Pasadigoe, SH., MM, anggota Komisi XIII DPR RI, yang konsisten menjadi tokoh terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai Pancasila.
“Beliau bukan hanya berbicara tentang Pancasila, tapi berjuang mengembalikannya ke tengah masyarakat. Dalam setiap reses, forum, hingga di DPR RI, Pak Shadiq terus menekankan pentingnya Pancasila sebagai ruh kehidupan bangsa,” pungkas Nasrul.
Nasrul menegaskan bahwa perjuangan nilai bukan pekerjaan ringan. Dibutuhkan komitmen politik, dukungan masyarakat, dan keteladanan elit untuk mengembalikan marwah Pancasila sebagai dasar sekaligus arah hidup bangsa Indonesia. (***)