Tanah Datar, bakaba.net – literasi bukan semata tentang kemampuan membaca dan menulis, akan tetapi tentang pemahaman mendalam tentang budaya nusantara dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kesejahteraan bersama, komunitas dan juga dunia di era globalisasi.
Hal itu disampaikan Bupati Eka Putra saat membuka secara resmi Seminar International Minangkabau Literacy Festival 2 (IMLF) tahun 2024 di Gedung Maharajo Dirajo Batusangkar, Jum’at (10/05/2024).
Eka Putra mengatakan sangat bangga dan bersyukur bisa berkumpul bersama peserta yang merupakan penulis, sastrawan, pemikir, seniman, budayawan, peneliti, akademisi, guru, mahasiswa dan aktifis yang peduli akan pentingnya literasi dan budaya dalam menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Dengan seminar ini, diharapkan setiap peserta dapat lebih memahami budaya Minangkabau sebagai suku di Sumatera Barat,” tambahnya.
Bupati Eka Putra menyebutkan, Tanah Datar salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang dikenal dengan Luhak Nan Tuo, karena ini daerah yang tertua menurut adat dan budaya Minangkabau.
“Disini terletak Nagari Tuo Pariangan yang merupakan daerah asal etnis Minangkabau, dan Batusangkar sebagai ibu kota kabupaten Tanah Datar juga telah ditetapkan sebagai kota budaya,” jelasnya.
Dengan adanya seminar IMLF 2 ini, Bupati Eka Putra berharap sebagai upaya pengenalan dan pelestarian adat dan budaya Minangkabau khususnya Tanah Datar.
Lebih jauh, Bupati Eka Putra meminta pada seluruh peserta untuk menjadikan seminar ini sebagai langkah awal kolaborasi yang berkelanjutan dan terus menerus, dalam memajukan literasi dan budaya terutama pada dunia pendidikan.
Bupati Eka Putra juga sampaikan ucapan selamat datang kepada delegasi internasional Minangkabau Literacy Festival 2 dari 17 negara ini seperti dari Negara Rusia, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Brunai Darussalam, USA dan Indonesia.
Sebelumnya Ketua Panitia Metria Eliza menyampaikan seminar IMLF 2 dengan tema “Implementasi Merdeka Belajar dalam Bahasa dan Sastra”, ini dikuti oleh 17 negara delegasi dalam dan luar negeri dan dihadiri oleh 1000 orang guru yang memenuhi Gedung Maharajo Dirajo tersebut. (***)