BAKABA | Bangun Karakter Bangsa

Meriahkan HUT RI ke 80 Keluarga Wartawan Mesin Ketik Tanah Datar membatik bersama Canting Buana Kreatif

Padang Panjang, bakaba.net – Untuk Memeriahkan HUT RI ke 80, keluarga wartawan mesin ketik Tanah Datar membatik bersama di Canting Buana Kreatif di Bukit Surung Padang Panjang, Sabtu (16/08).

Rombongan keluarga mesin ketik Tanah Datar dipimpin oleh Maizar Rangkuty mantan ketua Balai Wartawan Tanah Datar didampingi Syafrina wartawan perempuan pertama di daerah yang dikenal Luhak Nan Tuo.

Owner Canting Buana kreatif Widdiyanti lansung menyambut rombongan keluarga wartawan mesin ketik Tanah Datar dengan mengalungkan syal batik bermotif rumah gadang.

Membatik bersama Canting Buana Kreatif dengan tema tidak ada proses yang mudah untuk tujuan yang indah ini, keluarga wartawan mesin ketik Tanah Datar memilih motif rumah gadang yang merupakan rumah adat Minangkabau.

Terlihat keluarga wartawan mesin ketik Tanah Datar bersemangat untuk membatik bersama di rumah produksi Canting Buana Kreatif.

Tidak membutuhkan waktu lama, terlihat Syafrina, Ny. Zulfikar Gatot, Ny. Maizar Rangkuti, Ny. Emrizal dan Nabila putri tunggal Emrizal selesai mewarnai selembar kain, proses selanjutnya dengan menjemur dan mengunci warna agar tidak luntur, terakhir merebus kain untuk menghilangkan lilin.

Keluarga wartawan mesin ketik Tanah Datar terlihat puas dengan hasil membatik bersama Canting Buana Kreatif, bahkan sudah diagendakan juga untuk kunjungan berikutnya agar dapat belajar membuat batik cap dan eco print.

Maizar Rangkuty mengatakan membatik bersama Canting Buana Kreatif merupakan wisata edukasi yang sangat bermanfaat bagi keluarga wartawan mesin ketik Tanah Datar.

Wisata edukasi membatik menurut Maizar menawarkan beragam manfaat, mulai dari pelestarian budaya hingga pengembangan keterampilan dan ekonomi.

“Melalui kegiatan ini, keluarga wartawan mesin ketik dapat belajar langsung tentang teknik membatik, sejarah dan filosofi di balik motif batik, serta menghargai warisan budaya Indonesia.

Selain itu sambung Maizar , wisata edukasi membatik juga dapat meningkatkan kreativitas, ketelitian, dan kesabaran, serta menjadi pengalaman wisata yang unik dan berkesan.

Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap Widdiyanti yang melatih membatik tanpa pamrih.

“Widdiyanti sosok langka saat ini, ia melatih keterampilan membatik pada siapapun tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan materi,” ujarnya.

Maizar melanjutkan, Widdi bisa berbagi pengetahuan dan keterampilan membatik dengan orang lain secara sukarela, dengan tujuan melestarikan budaya dan seni batik, bukan untuk mencari keuntungan finansial.

Widdiyanti disela-sela kegiatan membatik bersama mengatakan kegiatan yang ia lakukan untuk mengedukasi masyarakat agar mempunyai keterampilan.

“Dengan bisa membatik, itu sangat bermanfaat dalam kondisi sekarang, saat banyak THL yang terpaksa harus dirumahkan,” ujarnya.

Untuk menghadapi fenomena saat ini sambungnya masyarakat harus mempunyai keterampilan salah satunya membatik.

“Keterampilan mencanting pada satu lembar kain sudah dihargai sebesar Rp.300 ribu,” ujar Widdi,

Hal itu yang memotivasi Widdi untuk terus memberikan pelatihan membatik pada masyarakat.

Widdi juga mengucapkan terimakasih atas kunjungan keluarga wartawan mesin ketik Tanah Datar yang sudah membatik bersama, ia juga mengundang keluarga wartawan yang dulu berkiprah tahun 70, 80 dan 99 tersebut.

Sementara Maizar Rangkuty dan Syafrina mewakili keluarga mesin ketik juga mengucapkan ribuan terimakasih atas sambutan hangat Widdiyanti dan sudah berbagi ilmu membatik.

Kegiatan membatik bersama ditutup dengan makan siang, dengan menikmati berbagai lauk khas Minangkabau yang sudah disediakan Widdiyanti.

Suasana makan siang itu terlihat penuh kekeluargaan saling berbagi cerita dan pengalaman layaknya seperti keluarga besar yang sudah lama tidak bertemu. Usai makan siang Widdiyanti melepas keluarga wartawan mesin ketik kembali ke Batusangkar. (***)

Exit mobile version