Oleh: DR. G A Z A L I
Direktur Pascasarna IAIN Bukittinggi
Masuk tipi-masuk tipi, kira-kira begitu ledekan Tukul Arwarna kepada penggembira acara yang dipandunya di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Masuk TV, atau sederhananya tertengkap kamera atau sengaja diundang untuk mengadakan satu liputan merupakan suatu kebanggaan, bahkan seseorang yang selesai mengadakan shooting, memberi kabar kepada sanak familinya untuk menonton tayangan dimana dia tampil dalam acara tersebut, walaupun hanya tertengkap kamera beberapa detik saja.
Begitu eksklusive bagi masyarakat modern bila dapat masuk ke dalam kotak hitam yang menyala dengan visualisasi tiga dimensi tersebut.
Sekarang ini dengan kondisisi pandemi covid 19, masuk TV atau berinteraksi dengan grup, teman sekantor, relasi satu bisnis, kolega satru jaringan intelektual dalam perengkat zoom meeting sangat gampang dilakukan, dengan syarat mempunyai kuota internet yang memadai.
Keterbatasan ruang dan waktu diatasi oleh zoom meeting dengan mengvumpulkan orang dengan jumlah 100 orang, 250, 500 dan bahkan tanpa batas (un-limited) dalam satu desa buana (global village) sebagaimana yang diramalkan oleh para intelektual beberapa decade yang lalu.
Biasanya orang-orang yang akan tampil dalam satu tayangan televisi, sebelumnya mereka di rias oleh para penata rias, sesuai dengan tema, jenis dan pesanan dari tokoh yang akan muncul di layar kaca.
Kita tidak dapat bayangkan berapa rupiah yang harus dikeluarkan oleh seorang “SULE” di setiap harinya dengan berganti-ganti peran, menduplikasi tokoh yang pernah atau sedang melegenda, itu tidak lain supaya acara yang dia suguhkan dapat se-menarik mungkin, menghibur dan memuaskan penonton, karena memang acara yang dia suguhkan adalh komedi.
Begitu juga dengan seorang “NANA SHIHAB”, panggilan akrab untuk seorang presenter acara talkshow yang ke depan ini akan menggantikan posisi acara yang sejenis.
Dengan pakaian terhormat, bahasa yang cerdas, body languge yang meyakinkan dia mampu mengendalikan tokoh-tokoh politik, agama, ekonomi, budayawan, sastrawan, pokonya segala kalangan dapat dia arahkan ke satu titik dalam satu diskusi yang energik dan mencerdaskan.
Jadi ketika akan masuk TIPI yang sekarang ini setiap orang dapat muncul di dalamnya seperti ZOOM MEETING, harus ada beberapa aturan tidak tertulis yang harus diepakati. Pertama, dalam hal pakaian. Tidak jarang kita melihat kawan-kawan dalam zoom meeting yang formal, seperti kuliah, belajar, rapat-rapat kantor, lalai dalam menggunakan pakaian yang “pantas”.
Sedianya, kita dalam ber-zoom-meeting tetap menggunakan fashion yang biasa kita pakai dalam suasana acara zoom meeting yang kita ikuti.
Apabila kuliah menggunakan zoom, maka pakailah pakaian kuliah seperti biasa kita gunakan, begitu juga sekolah, seragam sekolah adalah pakaian yang paling layak untuk kita gunakan, apalagi dalam kegiatan seminar, rapat dengan atasan maupun bawahan, sewajarnya kita menggunakan pakaian formal, sehingga kehadiran kita dalam zoom tersebut tidak terkesan menyepelekan bahkan menganggap enteng.
Kedua, bahasa. Bahasa menunjukkan bangsa. Mari kita gunakan bahasa yang sesuai dengan situasi ketika zoom berjalan.
Kita boleh-boleh saja agak sedikit santai atau lepas bebas dalam kegiatan reuni yang diadakan oleh almamater kita yang satu angkatan dan tanpa dihadiri oleh guru-guru kita, kalau ada guru yang hadir, tentulain lagi ceritanya.
Dalam kegiatan rapat bersama pimpinan, kita jangan sampai lupa untuk menyampaikan salam penghormatan kepada atasan dan teman-teman sejawat kita yang hadir.
Begitu pula dalam kegiatan amal, tidak jarang juga saat ini, lelang barang-barang orang terkenal dilakukan di zoom meeting dalam rangka mengumpulkan dana sosial untuk korban bencana alam dan sebagainya.
Pada kesempatan ini kita sebaiknya berpartisipasi walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu kecil.
Ketiga, ruangan. Sebaiknya kita mengkondisikan ruangan ketika melaksanakan zoom meeting. Untuk mengelabui anggota grup zoom meeting, kita dapat menggunakan backround yang bias dipilih dari gambar-gambar yang boleh kita upload dari koleksi pictures yang tersimpan dalam memory HP atau data computer kita.
Tentu pilihan backround disesuaikan dengan tema kegiatan yang kita ikuti.
Biasanya para peserta zoom meeting sering menggunakan latar belakang lemari buku yang bertumpuk sebagai symbol keintelketualan mereka.
Apabila kegiatan yang kita ikuti di zoom meeting adalah acara yang formal, jangan lupa untuk selalu mute, speaker kita, sehingga tidak menggangu presenstasi nara sumber dan peserta yang sedang aktif.
Begitulah kira-kira “kelakuan” yang patut untuk kita kerjakan ketika masuk TIPI. Kembali ke leptop.
Padang Panjang 27 Desember 2020.