Bukittinggi, bakaba.net – UIN SMDD/UIN Bukittinggi menyelenggarakan upacara wisuda, Kamis (24/04) di auditorium kampus UIN Bukittinggi dengan meluluskan 627 wisudawan yang siap mendedikasikan ilmunya atasi permasalahan global.
Rektor UIN Bukittinggi Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag., M.Si. dalam pidatonya menyampaikan 627 orang wisudawan s1, s2 dan s3, berasal dari 5 Fakultas yaitu dari Fakultas Syariah sebanyak 70 orang wisudawan, Fakultas Tarbiyah Ilmu Kependidikan sebanyak 173 orang wisudawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebanyak 297 wisudawan, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwan sebanyak 77 orang dan dan Pascasarjana sebanyak 10 orang, ada diantara 3 orang S3.
Prof Silfia menyampaikan UIN Bukittinggi memiliki 204 dosen tetap dan lebih dari 100 dosen tidak tetap, dan dilayani sepenuh hati oleh 77 tenaga pendidik.
“Dosen-dosen yang mendikasikan ilmu pada 627 wisudawan itu ada yang sudah mencapai puncak karir akademiknya bergelar Guru Besar atau Proffesor, ada 12 Guru besar dengan berbagai bidang dan kepakaran, tiga diantaranya baru baru saja keluar SK nya kita ucapkan selamat kepada 3 Gb baru itu, yakni Prof. Iizmuddin, Prof. Novi Henderi dan Prof. Nofiardi,” ujar Prof. Silfia.
Ia menyampaikan ilmu yang ditipkan pada wisudawan hendaknya bisa menjadi bekal untuk mencapai pulau harapan dengan melakukan pengabdian sebagai seorang akademik dan insan tuhan.
Pada kesempatan itu Rektor mantan wartawan ini menyelipkan nasehat yang dipetik dari Alibin Abi Thalib, Orang yang berilmu adalah hidup meski jasadnya mati, sedangkan orang yang bodoh adalah mati meski jasadnya hidup.
“Sekarang saudara orang yang berilmu, gunakan ilmu itu sebaik-baiknya dan selalu tambah, jangan berpuas diri. Sebagaimana pesan dari Ibnu Kladun “ “Tujuan ilmu bukan hanya mengetahui sesuatu, tetapi memahami hikmah di balik sesuatu,” ujarnya.
UIN Bukittinggi sebut Rektor UIN Bukittinggi adalah rumah nalar, jiwa, dan masa depan, maka ketika keluar dari gerbang kampus nanti bawalah tiga hal yang sudah diperkuat: ilmu, integritas, dan iman.
“Belajarlah dari kehidupan, berdialog lah dengan hati, dan berjuanglah dengan budi. Selamat menempuh jalan baru. Jadilah cahaya bagi peradaban,” pesan Prof. Silfia.
Pada kesempatan itu Prof Silfia juga berpesan agar wisudawan tidak melupakan almamater, tetapi tetap menjaga, perhatikan dan harumkan nama baik UIN Bukittinggi.
Ia berharap UIN Bukittinggi kedepannya kolaborasi dengan pengambil kebijakan, dengan orang tua, alumni dan seterusnya.
“Khusus kepada alumni, ini adalah aset potensial kita maka mulai dari kini harus kita data dan petakan dengan baik, supaya kita bersinergi dalam membangun masa depan UIN dan bersinergi membangun alumni-alumni kita yang butuh pekerjaan, bimbingan, dan kekuatan,” ujarnya.
UIN Bukittinggi sedang bekerja keras untuk menggerakkan UIN Bukittinggi menjadi Pusat keilmuan Islam yang unggul dan moderat, yang mampu membangun dialog peradaban antara tradisi dan modernitas, antara iman dan rasio, antara lokalitas dan globalitas.
Kampus riset yang produktif, di mana para dosen dan mahasiswa tetapi berdampak untuk perubahan sosial, untuk membangun ilmu yang membumi dan membebaskan.
Sentra transformasi teknologi berbasis nilai-nilai Islam, di mana kecanggihan digital tidak menghapus adab, dan kecerdasan buatan tidak menggantikan akhlak.
Wadah pemberdayaan lokalitas Minangkabau, yang mampu mengangkat nilai-nilai luhur adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah menjadi model masyarakat berkeadaban dalam konteks global.
Universitas bertaraf internasional, namun tetap berakar kuat pada lokalitas Minangkabau. Sebab hanya pohon yang akarnya menghunjam dalam, yang dapat menjulang tinggi ke langit.
Oleh sebab itu, saya berharap kepada kita semua mengambil peran dalam memajukan UIN Bukittinggi, mulai dari pemangku kebijakan, tokoh masyarakat, adat, akademisi alumni, orang tua mahasiswa dan setersunya. Semoga UIN Bukittinggi menjadi sebagai mana yang dicita-citakan. (***)