Batipuh Selatan, bakaba – Hutan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat yang tinggal dilingkungan hutan. Untuk itu kelestarian dan keseimbangan hutan harus tetap terjaga agar tidak merusak ekosistem sehingga mendatangkan bencana.
Untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian hutan Masyarakat adat Malalo Tigo Jurai mengelar sekolah alam yang digelar di Jorong Rumbai Nagari Padang Laweh Malalo Senin (15/10).
Wali Nagari Malalo Akhiyari membuka secara resmi sekolah alam Malalo Tigo Jurai. Kegiatan tersebut merupakan program tiga lembaga yang konsen terhadap pendampingan masyarakat adat. Ketiga lembaga tersebut yaitu Qibar, INSIST dan Huma.
Akhiyari Wali Nagari Padang Laweh Malalo menyampaikan peningkatan SDM dari anak Nagari Malalo dalam menjaga dan memanfaatkan hutan sebagai sumber perekonomian masyarakat adat menjadi hal yang sangat penting.
Pemanfaatan hutan itu sendiri menurut Akhiyari harus tetap sasaran dengan menjaga kelestarian hutan.
Sementara Hambali dari lembaga INSIST mengatakan hutan perlu dijaga serta merawatnya agar bermanfaat bagi masyarakat adat Malalo. Menjaga dan memanfaatkan hutan itu sendiri harus seimbang agar tidak mendatangkan petaka.
Kegiatan sekolah alam itu sendiri untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar memahami dan siap menjaga kelangsungan Hutan Adat Malalo Tigo Jurai. Kegiatan di kemas dalam bentuk pendalaman dasar-dasar community organizer.
Hambali mengatakan untuk mempertahankan Hutan Adat Malalo Tigo Jurai tentu sangat dibutuhkan tongkat estafet yang handal, bahwa estafet perjuangan dalam mengawal eksistensi Hutan Adat ini nantinya dilanjutkan oleh LSM Malalo Institute.
LSM Malalo Institute itu sendiri merupakan NGO lokal yang didirikan oleh anak muda Malalo.
“Semua pihak sangat mengapresiasi kehadiri Malalo Institute, dan kami siap berkolaborasi untuk kedepannya.” ujar Hambali.
Diharapkan dengan adanya sekolah alam dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan pemahaman masyakat terhadap potensi yang ada dalam hutan adat tanpa harus merusaknya. Selanjutnya berjuang bersama untuk terwujudnya Hutan Adat Malalo Tigo Jurai.
Sekolah Alam Malalo Tigo Jurai diikuti oleh 25 orang peserta yang akan dilaksanaka selama 12 hari dengan durasi 1 bulan. Bentuk kegiatan akan bervariasi antara dalam kelas dan di luar kelas dengan metode pembelajaran pendidikan orang dewasa.
Terlihat hadir dalam pembukaan sekolah alam tersebut, Mulyadi Pakiah Mudo Wali Nagari Guguak Malalo, Abu Bakar Dt. Sari ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Padang Laweh Malalo juga sebagai Ketua Tim hutan adat Malalo Tigo Jurai dan M. Dt. Malin Putiah ketua KAN Guguak Malalo. (RONI)