bakaba.net, Tanah Datar – Kasat Lantas Polres Tanah Datar IPTU Hidayanda Rizki, S.H unkap sumber kemacetan sejumlah ruas di dalam Kota Batusangkar.
“Beberapa sekolah-sekolah mengalami kemacetan, terutama sekolah di pinggir jalan, minim sekali zona selamat sekolah,” ujar IPTU Hidayanda Rizki, S.H dalam paparan saat kegiatan forum lalu lintas dan angkutan jalan yang digelar Dinas Perhubungan Tanah Datar di aula eksekutif kantor bupati, Selasa (12/09/2023).
Sementara Zona Selamat Sekolah (ZOSS) itu merupakan pengendalian kegiatan lalu lintas dengan pengaturan kecepatan.
Pengaturan kecepatan itu sendiri dengan menempatkan marka dan rambu pada ruas jalan dilingkungan sekolah.
“ZOSS di lingkungan sekolah untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam upaya menjamin keselamatan anak di sekolah,” ungkapnya.
Ia menyebutkan sekolah yang berada di Kecamatan Lima Kaum, tepatnya sesudah Polsek setempat arah dari Batusangkar, sudah ada ZOSS, sehingga anggota Polsek juga berperan dalam mengatur lalu lintas saat masuk maupun pulang sekolah.
Selanjutnya Rizki mengatakan sejumlah sekolah di Kota Batusangkar yang berpotensi terhadap kecelakaan.
Sekolah-sekolah tersebut yaitu, SMA 1 Batusangkar, SD Komplek Batusangkar, SMP 1 Batusangkar dan sekolah yang berada di Simpang Asrama.
“Ruas dari Simpang Asrama menuju kantor Bupati Tanah Datar mengalami krodit parah,” ujarnya.
Krodit itu tidak akan terjadi, bila warga Batusangkar tertib berlalu lintas, sebab disana ada yang mengaturnya, tetapi karena banyak orang tua yang mengantarkan anaknya ke sekolah tentu tidak tercover oleh ruas jalan yang ada.
Untuk mengatasi krodit itu sambung Rizki, dimulai dengan membuat zona sekolah dari arah Sungai Tarab, maupun datang dari Parak Juar.
Ruas tersebut sangat rawan, karena keluar masuk orang tua yang mengantar anak sekolah.
Ia juga menyinggung Simpang Kampung Teleng, ruas itu meski familiar juga menjadi tranding topik, seolah-olah rambu-rambu yang ada disana menjebak, setelah diterobos penguna kendaraan lansung ketemu petugas.
Pelanggaran diruas jalan itu tidak hanya pengunjung kota Batusangkar, tetapi juga warga Tanah Datar, untuk itu perlu dicarikan solusi, baik itu rambu-rambu, agar bisa keluar dari dalam kota.
“Pengunjung kota Batusangkar, saat berada di Istano Basa Pagaruyung, lansung diarahkan ke Kampung Teleng dan lansung ketemu anggota saya, waduh dijebak kita oleh pak polisi,” ujarnya.
Rizki melanjutkan, untuk mengatasi hal itu, bukan saling menyalahkan tetapi berusaha mencari solusi.
Terkait ruas Kampung Teleng ini, dimana ada tiga kantor yang berada diseputar itu yaitu Satpol PP dan BPBD yang melakukan pelayanan pada masyarakat, bila ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan harus berputar dulu melewati KB Swalayan.
Begitu juga ketika datang dari arah Pagaruyung harus belok kanan arah rumah dinas Bupati Tanah Datar, selanjutnya belok kiri arah pasar Batusangkar, dan kembali belok kiri arah Pasar Papan.
Ruas jalan jauh, mungkin tidak dipersolkan masyarakat, tetapi ketika ketemu petugas Lalu Lintas baru.
Untuk itu, dalam mengatasi persoalan diatas perlu dicarikan solusi, bukan saling salah, menyalahkan. (***)