Kabulog Dasrizal : Stok Beras Tanah Datar Cukup untuk Tiga Bulan

Kabulog Dasrizal : Stok Beras Tanah Datar Cukup untuk Tiga Bulan

- in EKONOMI, Headline
0

Batusangkar, Bakaba–Kepala Bulog Tanah Datar Dasrizal  stok beras cukup untuk tiga bulan kedepan guna memenuhi kebutuhan pangan warga Tanah Datar.

“Saat ini masih tersedia 400 ton beras dan cukup untuk penyaluran tiga ke depan,” kata Kepala Bulog Dasrizal, Rabu (17/1/2018).

Masyarakat Tanah Datar diminta tidak khawatir terhadap stok beras pada tiga bulan ke depan.

Bulog akan mendistribusikan stok beras sesuai dengan permintaan Pemkab tahun 2016 Bulog menyalurkan 279.510 ton beras untuk untuk 75 Nagari di Kabupaten Tanah Datar, sementara tahun 2017 Bulog menyalurkan 251.565 Ton beras.

“Bulog hanya penyedia beras dan menyalurkan sesuai dengan surat permintaan dari Pemkab”, ujarnya.
Bulog menurutnya tidak punya kewenangan untuk mengurangi atau menambah jumlah yang disalurkan, Bulog hanya sebagai penyedia beras.

Seperti saat ini menurutnya ada kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah beras yang dibagikan dari 15 kg/bulan menjadi 10 kg/bulan.

Petani di Kabupaten menolak rencana Kementerian Perdagangan RI yang akan mengimpor beras premium 500.000 ton untuk mengantisipasi lonjakan harga beras di Indonesia khususnya Jakarta

Kebijakan impor beras tersebut dikhawatirkan harga gabah petani akan menurun dan mengakibatkan petani mengalami kerugian

Penolakan tersebut disampaikan Jon Salah seorang kepada bakaba.net Rabu 17/1 terkait kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam.

Tanah Datar menurut Jon merupakan daerah penghasil beras berkualitas, beras-beras tersebut juga untuk memenuhi permintaan dari daerah lainnya seperti Batam dan Riau.

Kebijakan impor beras tersebut akan mengakibatkan permintaan beras dari Sumbar akan menurun, hal itu mengakibatkan anjloknya harga beras sehingga petani mengalami kerugian.

Hal yang sama juga disampaikan oleh petani lainnya We, kebijakan impor beras akan membuat petani mengalami kerugian, karena anjloknya harga beras, sementara biaya produksi tinggi.

Menurut We kebijakan impor beras tersebut harus dikaji ulang lagi, agar tidak merugikan petani apalagi bulan depan akan ada panen raya di beberapa tempat.(TIA)

Leave a Reply