Tanah Datar, bakaba.net—Bangsa yang bijak adalah bangsa yang menghargai sejarah para pendahulu. Jika dulu Bundo Kanduang dulu sangat dihargai di Ranah Minang Kabau, apa salahnya, jika kedepan Kabupaten Tanah Datar dipimpin oleh Bundo Kanduang yang mampu membawa perubahan untuk Luhak Nan Tuo.
Demikian dikemukakan tokoh adat Kecamatan Sungayang Yasri Dt. Sarindo Nan Putiah, ketika menjawab pertanyaan bakaba.net di Sungayang Kamis (31/10), sehubungan dengan masih terjadinya pro dan kontra tentang pemimpin kedepan, jika Bupati Kabupaten Tanah Datar berasal dari kaum perempuan.
Menurut Mantan Anggota DPRD Tanah Datar ini, bundo kanduang dulu sangat berperan di Minang Kabau, bahkan Cindua Mato dibawah kendali bundo kanduang. Lantas sekarang, ketika ada kaum wanita yang akan maju menjadi Bupati Tanah Datar, kita ramai-ramai mempersoalkannya. Berarti kita kurang menghargai sejarah dan ibu yang melahirkan kita.
“Pemahaman semacam ini perlu diluruskan dalam upaya membangun daerah, jika masih terjadi diskriminasi terhadap wanita, sementara ia mempunyai kemampuan untuk itu, kapan kita maju dan berkembang seperti daerah lain,” kata Y.Dt.Sarindo Nan Putiah menambahkan.
Sementara itu, Ketua KAN (Kerapatan Adat Nagari) Sungayang Yuherman Dtk Malano mengatakan, untuk meningkatkan pemahaman ninik mamak di Nagari Sungayang, kita akan mengadakan pelatihan tentang adat Minang Kabau, dengan isntruktur atau narasumber Yasri Dt. Sarindo Nan Putiah tokoh adat kita yang memiliki pengetahuan cukup tinggi di bidang adat.
“Kita menyadari para pemangku adat, termasuk ninik mamak banyak yang berasal dari generasi muda, sehingga memiliki pengetahuan yang cukup dangkal dibidang adat, sehingga perlu pencerahan dari tokoh adat kita,” kata Dt. Malano menambahkan.
Pelaksanaan pelatihan Adat Minang Kabau tersebut direncanakan akan melibatkan sekitar 30 peserta, berasal dari pemangku adat dsn ninik mamak selama tiga hari tanggal 26 s/d 28 Nopember 2019 di Sungayang.(WD/TIA)