Jalan Menuju Kebahagiaan

Jalan Menuju Kebahagiaan

- in Headline, OPINI
0

Oleh Feri Ilham Dani

Mahasiswa FUAD IAIN Batusangkar

Siapapun tidak akan meraih cita-cita nya bila tidak bekerja keras, bersusah payah, berjuang sungguh-sungguh. Orang yang ingin hidup sukses harus siap menghadapi segala kesulitan untuk mendapatkan yang diinginkannya, harus sabar menghadapi penderitaan hingga meraih yang dicarinya.

Keberhasilan yang diraih orang-orang sukses tidak mereka raih dengan drastis atau dengan santai. Harta dan kedudukan yang mereka raih tidak datang begitu saja tanpa terlebih dahulu kerja keras dengan banting tulang. Sebelum menjadi orang sukses, mereka terlebih dahulu harus melewati jalan yang berliku-liku seraya bertawakkal kepada Allah SWT.

Tidak sedikit dari mereka yang sebelumnya adalah orang-orang miskin, dikucilkan orang dan berpendidikan rendah. Akan tetapi semangat juang yang tinggi, kerja keras tiada henti, ketekunan dan kesabaran telah membawa mereka pada kesuksesan besar di dunia dan insyaallah sampai akhirat.

Tanpa bekal keturunan yang terpandang, kedudukan yang diperhitungkan, harta atau dukungan keluarga, seseorang bisa meraih kesuksesan bila ia rajin bekerja, giat berusaha, dan pantang menyerah.

Akan tetapi, karena mereka adalah penyembah hawa nafsu, rela dengan kehinaan dunia, dan menjual hidup mereka dengan yang sangat rendah, maka sejarah mencatat nama mereka sebagai orang-orang yang gagal dan para pecundang dalam kehidupan.

Barang siapa yang menginginkan kesuksesan, ia harus berusaha keras dan bersabar meniti setiap tangga menuju kesuksesan yang licin dan sarat dengan hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan. Orang-orang yang lebih mengutamakan kesenangan sesaat dan menuruti hawa nafsu adalah para pemalas. Mereka tidak akan beroleh kesuksesan.

Seorang pelajar yang malas menghafal, mengulang pelajaran, diskusi dengan teman, bertanya, dan tidak tekun belajar, tidak akan meraih prestasi yang tinggi dengan hasil yang memuaskan. Seorang pegawai yang tidak disiplin, tidak menjalankan tugas dengan baik, tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, dan tidak ramah terhadap masyarakat yang harus dilayani nya, adalah pegawai yang gagal dan merugi.

Seorang kepala keluarga yang tidak melindungi keluarganya, melepaskan tanggung jawab dan urusan rumah tangganya, dan tidak memperhatikan anak-anaknya, adalah ayah yang tidak bertanggung jawab dan melanggar ajaran agama. Ia layak disebut sebagai orang yang gagal dalam mendidik anggota keluarganya.

Seorang istri yang tidak memperhatikan suaminya, tidak bisa merawat diri dan rumahnya, dan mengabaikan urusan rumah tangganya adalah istri yang gagal. Istri seperti setiap harinya selalu terancam perceraian atau kegagalan hidup dan kehilangan kesempatan untuk menjadi istri yang sukses.

Kesuksesan adalah menjalankan kewajiban sebaik-baiknya, bersedia memikul tanggung jawab, teliti dalam bekerja, berkarya dengan senang hati, menghargai orang lain, mematangkan keahlian, siap menghadapi berbagai kesulitan, dan menentang keinginan nafsu dan setan yang selalu mengajak kejahatan. (***)

Leave a Reply