Tanah Datar, bakaba.net – Generasi muda Minangkabau di era digital saat ini menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Dari pengaruh narkoba hingga tawuran pelajar, serta persaingan yang sangat ketat.
Ha itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Dr. H. Jefrinal Arifin, S.H., M.Si saat Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Bundo Kanduang di kantor LKAAM Tanah Datar, Selasa (26/08).
Bimbingan teknis yang bersumber dari dana pokok-pokok pikiran H. Rony Mulyadi Datuak Bungsu, S.E., Datuak Penghulu Basa anggota DPRD Sumatera Barat.
Jefrinal dalam paparannya menyampaikan generasi muda Minangkabau dihadapkan pada berbagai tantangan di era digital, seperti pengaruh media sosial yang tidak seimbang, narkoba, dan LGBT.
“Selain itu, persaingan hidup yang semakin ketat juga menjadi tantangan bagi generasi muda untuk mencari pekerjaan dan membangun karir,” ungkapnya.
Meski begitu Pemerintah Sumatera Barat telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan budaya Minangkabau, seperti membuat buku implementasi ABS SBK dan undang-undang nomor 17 tentang kebudayaan daerah.
“Selain itu, pemerintah juga melakukan pembelajaran tentang adat dan budaya Minangkabau di sekolah-sekolah,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam melestarikan budaya Minangkabau dan membangun generasi muda yang kuat.
“Mereka perlu memberikan pendidikan dan pengawasan yang baik kepada anak-anak mereka, serta memperkuat nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari,” sampainya.
Dengan upaya bersama, generasi muda Minangkabau dapat dibangun menjadi kuat dan berkarakter.
Mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam melestarikan budaya Minangkabau dan membangun masyarakat yang lebih baik.
“Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya bersama untuk membangun generasi muda yang kuat dan berkarakter,” tutupnya. (***)