Festival Pamalayu, Sungai Batanghari Sejarah Dharmasraya Di Masa Lampau

Festival Pamalayu, Sungai Batanghari Sejarah Dharmasraya Di Masa Lampau

- in BUDAYA, DHARMASRAYA, Headline, News
0
Dharmasraya,  bakaba.net – Pemkab Dharmasraya mulai mematangkan rangkaian kegiatan Festival Pamalayu yang sudah di launching pada 22 Agustus lalu di Museum Nasional Jakarta.
Festival Pamalayu di Kabupaten Dharmasraya itu sendiri akan di isi dengan berbagai kegiatan yang sudah dirancanakan Pemkab setempat dalam alek gadang itu.
Salah satu kegiatan yang dirancang pemerintah daerah sebagai rangkaian dari alek gadang ini adalah Arung Pamalayu, yang direncana akan digelar pada 23 September mendatang.
Acara berupa karnaval perahu di perairan Sungai Batanghari ini adalah semacam napak tilas dan media edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana Sungai Batanghari memiliki peranan besar dalam perjalanan sejarah Dharmasraya di masa lampau.
Ragam kegiatan akan mewarnai acara Arung Pamalayu ini. Diantaranya talkshow kesejarahan dengan menghadirkan sejumlah narasumber serta pesta rakyat dengan suguhan beragam makanan tradisional khas Dharmasraya, yang akan dipusatkan di komplek Candi Padang Roco.
Menurut Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Dharmasraya, Budi Waluyo, dari hasil rapat persiapan pelaksanaan acara Arung Pamalayu yang digelar di rumah dinas bupati, Senin (02/09).
Sementara khusus untuk acara pesta rakyat, segala bentuk makanan dan minuman akan disuguhkan dengan cara-cara tradisional. Mulai dari cara memasaknya, hingga penyajiannya.
“Jadi dipastikan nanti tidak akan ada ditemukan kemasan plastik dalam setiap jamuan yang disediakan. Semua memakai alat-alat tradisional. Apakah itu tempat makan, tempat minum dan lain sebagainya,” ujar Budi.
Kata Budi, ini juga merupakan salah satu cara bupati memberikan edukasi kepada masyarakat lewat Festival Pamalayu.
“Jadi, disamping memberikan edukasi tentang sejarah Dharmasraya, melalui kegiatan ini bupati juga ingin mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik agar dapat meminimalisir munculnya sampah plastik, yang memiliki dampak bahaya terhadap kesehatan dan lingkungan. Ya dapat dikatakan semacam kampanye anti plastik lah,” tukuk Budi.
Dan memang, imbuh Budi, pengelolaan sampah menjadi salah satu isu prioritas lingkungan hidup yang diangkat oleh bupati Sutan Riska saat ini untuk mempertahankan penghargaan nasional di bidang lingkungan, yakni Nirwasita Tantra, yang sudah pernah diraih Dharmasraya selama tiga tahun berturut-turut. (Ronal)

Leave a Reply