Batusangkar, Bakaba—Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Batusangkar menggelar Diskusi Panel, terutama dalam membekali para mahasiswa berupa Ilmu Jurnalis. Selain itu, kegiatan sehari ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan kerja sama dengan media cetak dan elektronik di auditorium kampus IAIN bersangkutan, Rabu (29/11).
Diskusi Panel ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor IAIN Batusangkar Dra.Desmita, M.Si, dengan menampilkan panelis Azhar Hasyim Direktur e-Business Kementerian Komunikasi dan Informatika, Alven dari TVRI Padang dan Khairul Jasmi dari Harian Singgalang Padang.
Wakil Rektor IAIN Batusangkar Desmita dalam kesempatan itu mengatakan, filosofis keilmuan IAIN Batusangkar berupa “Kincir Air” yang diibaratkan sebagai Rahmatanlilalamin atau yang memberi kesejukan bagi umat dan mengalirkan air yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.
“Dengan filosofis ini kita berharap IAIN Batusangkar terus berkembang dan diminati oleh generasi muda, sehingga pada tahun 2025 harapan kita untuk menjadi Universitas Islam Negeri dapat diwujudkan,” kata Desmita menambahkan.
Sementara Dekan FUAD IAIN Batusangkar Drs.Adripen, M.Pd dalam laporannya menyampaikan, Diskusi Panel yang digelar hari ini mengambil tema “Islam Dalam Konselasi Media Nasional” yang diharapkan dapat memberikan pencerahan terhadap mahasiswa dan dosen di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah.
“Selain itu, kita juga dalam kesempatan ini manandatangani kerja sama dengan Harian Singgalang dan TVRI Padang, sebelumnya juga sudah dijalin kerja sama dengan ISI Padang Panjang,” tutur Adripen.
Direktur e-Business Kementerian Komunikasi dan Informatika Azhar Hasyim dalam paparannya menjelaskan, berdasarkan hasil surve tahun 2016, pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta orang. Dari jumlah tersebut yang paling banyak berada di pulau Jawa sekitar 86,3 juta orang, menyusul pulau Sumatera 20,7 juta orang.
Dengan perkembangan Teknologi, Infrastruktur dan jasa akses internet, telah dimungkinkan akses internet melalui HP yang relatif sederhana dengan biaya yg relatif terjangkau. Hasilnya ialah berkembangnya Cyberspace di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar.
“Kecanggihan teknologi saat ini, sebuah berita dengan mudah menyebar dan cepat diterima masyarakat. Namun kemudahan akses ini kerap disalahgunakan orang-orang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi yang tidak benar,” kata Azhar.
Sedangkan Khairul Jasmi dari Harian Singgalang mengetengahkan tentang sejarah persuratkhabaran dan wartawan di Sumatera Barat. Pada 1859 atau 25 tahun seusai Perang Paderi, terbit surat kabar bernama Sumatera Courant di Padang.
“Sejumlah nama penting, Mahyuddin Datoek Soetan Maharadja, Rohana Kudus, Sa’adah Alim, Abdullah Achmad, dan Adinegoro serta Hamka Tercatat pula sebuah nama lain yang tak kalah pentingnya, Achmad Chatib, pemilik surat kabar Djago-Djago dan Pemandangan Islam,” ujar Khairul Jasmi yang populer dengan panggilan KJ dengan penyampaian khasnya.
Panelis Alven dari TVRI Padang dalam paparannya lebih terarah kepada prinsip-prinsip kerja produksi dan penyiaran, Komunikasi Massa, Fungsi Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Karakteristik Televisi dan berkaitan dengan pertelevisian lainnya.(WD)