Waspada!! Hipnotis Melalui HP Marak Di Batusangkar

Waspada!! Hipnotis Melalui HP Marak Di Batusangkar

- in Headline, News, TANAH DATAR
0

Batusangkar,  bakaba – Modus penipuan dengan memperdayai korbannya melalui handphone kembali marak di kota Batusangkar kabupaten Tanah Datar.

Korbannya kali ini sebut saja bernama Malin (14) pelajar salah satu SLTP di Batusangkar. Akibat peristiwa itu Malin mengalami kerugian 800 ribu,  sementara satu minggu sebelumnya Ramli (nama samaran Red)  juga korban penipuan via handphon dengan kerugian 1,8 juta.

Pelaku memperdayai korban dengan berbagai cerita fiktif dan selanjutnya mengarahkan korban untuk mengirimkan pulsa untuk nomor-nomor yang sudah disebutkan pelaku dengan total pengisian Rp 200 ribu/nomor HP.

Percakapan Malin dengan pelaku Senin (01/07) pelaku menghubungi korban sekitar pukul 10.00 WIB.  Pelaku mengaku guru bela diri korban dan menemukan tas yang berisi uang Rp.  18 juta,  emas 25 gram,  mutiara serta beberapa lembar fhoto. Selanjutnya pelaku berjanji akan membagi isi yang ada dalam tas itu dengan korban.

Malin menceritakan, penemuan tas itu kata pelaku sudah diketahui oleh beberapa warga, agar isi tas dapat dibagi dua dengan Malin,  pelaku mengajukan syarat agar korban membelikan pulsa Rp.  200 ribu untuk nomor-nomor yang disebutkan pelaku.

“Ada yang menelpon, katanya dari guru bela diri saya,  dia menceritakan menemukan tas,  lalu dia minta saya membantunya untuk membelikan pulsa”, ujar Malin lesu.

Entah karena segan yang minta tolong itu salah seorang guru bela dirinya, korban akhirnya pergi ke salah satu konter untuk membeli pulsa seharga Rp.  200 ribu, selama membeli pulsa,  korban tidak diizinkan menutup teleponnya.

Usai mengisi satu nomor,  pelaku juga memberikan nomor lainnya,  tetapi karena saldo pulsa di konter hp itu tidak mencukupi,  Malin mendatangi konter lainnya.

“Ada empat nomor yang saya isi dengan nominal masing-masing Rp.  200 ribu”, katanya.

Malin mengatakan sesuai seperti janji pelaku akan membayar pulsa-pulsa itu setelah orang yang diyakininya sebagai guru beladirinya itu mengantarkan uang untuk membeli pulsa yang sudah dia kirim.

Aktifitas pengisian pulsa diluar batas normal dan beberapa nomor sekaligus membuat pemilik konter dan beberapa orang yang berada disekitar itu merasa curiga bahwa malin sudah menjadi korban penipuan.

Salah seorang warga sebut saja namanya Ujang lalu mengambil HP Malin menanyakan posisi pelaku,  pelaku mengaku berasa d SPBU Parak Juar.

Malin bersama warga dan orang tuanya menuju ke SPBU Parak Juar untuk menemui pelaku yang mengaku guru beladirinya itu, tetapi setelah capek mencari korban tidak menemukannya akhirnya korban bersama warga mendatangi rumah guru beladirinya dan didapati baru bangun tidur.

Warga mencoba melacak lokasi nomor-nomor yang sempat di isi korban dan didapati lokasi nomor ada yang ada di seputar Transmart Padang,  depan SPBU dan salah satu Perempatan.

Pemilik konter kepada bakaba.net  menceritakan, bahwa dirinya tidak diberi waktu untuk bertanya,  setiap di tanya korban selalu menjawab gurunya sedang ada masalah, nanti gurunya yang akan mengantarkan uang pembayar pulsa.

Selama transaksi beli pulsa korban itu tidak menutup percakapannya,  setelah selesai mengisi satu nomor Malin akan menjauh sambil membawa pena dan secarik kertas.

Korban penipuan berikutnya merupakan sahabat Yoga,  pelaku kepada korban mengaku bahwa Yoga sahabatnya ditangkap polisi saat membawa narkoba jenis sabu di depan salah satu SPBU di Batusangkar.

Pelaku mengatakan akan membantu menyelesaikan kasus Yoga dengan syarat korban harus membeli pulsa hp ke nomor2 yang dikirimkan pelaku. Tanpa disadari korban sudah menghabiskan uang sebanyak Rp. 1,8 juta.

Saat proses pembelian dan pengiriam pulsa pelaku melarang korban untuk menutup telepon,  korban merasa dituntun untuk memenuhi semua permintaan pelaku.

Sementara Yoga sendiri mengaku juga pernah dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai orang tuanya yang berada di Palembang.  Penelpon itu mengaku sedang terbelit masalah dan minta agar dibelikan pulsa Rp. 100 ribu.

Hanya saja Yoga tidak menagapi bahkan membentak balik sipenelpon,  lalu mrnutup teleponya.

Lain lagi yang dialami Medi,  dia ditelepon seseorang yang mengaku adik kandungnya.  Penipu itu menurut Medi sambil menagis mengaku sebagai adiknya yang ditangkap polisi,  sipenelepon juga minta agar Medi membantunya.

Tetapi Medi tidak merespon telepon yang masuk,  meski sebenarnya adiknya memang ada yang bernama Rudi.  Pasalnya dia mencurigai itu hanya modus penipuan yang sengaja dilakukan seseorang. (TIA)

Leave a Reply