Sedotan Bambu Asal Limo Kaum Tanah Datar Tembus Pasar Belanda

Sedotan Bambu Asal Limo Kaum Tanah Datar Tembus Pasar Belanda

- in Headline, LIFESTYLE, News, TANAH DATAR
0

bakaba.net, Batusangkar – Masyarakat urban sudah banyak menyadari bahaya negatif pengunaan sedotan plastik bagi lingkungan. Hal ini didukung cafe-cafe besar di Jakarta tidak lagi mengunakan sedotan plastik,  sehingga pengunjung harus membawa sedotan sendiri.

Berbicara mengenai sedotan plastik ini ternyata Yayasan Sumatera Volunter yang bermarkas di Limo Kaum Tanah Datar ini sudah lama  mulai melakukan inovasi tidak mengunakan sedotan plastik.

Secara berlahan Husen mengajak warga untuk berhenti mengunakan sedotan plastik dan beralih kesedotan bulung bambu yanh diproduksi sendiri.

Husen sudah memulai kampanye pengunaan sedotan ramah lingkungan sejak 5 tahun lalu, alias 2013. Sebenarnya saat itu sudah muncul sedotan yang lebih ramah dari plastik yaitu stainless steel, tetapi dirinya lebih memilih mengunakan bulungan bambu.

Pendiri Sumatra Volunter yang pernah tinggal di Bali itu, menilai kampanye diet plastik yang dimulai dengan mengunakan sedotan bambu lebih sederhana dan banyak tersedia dialam.

Namun, saat itu sedotan bambu belum begitu diterima masyarakat. Pasalnya sedotan bambu masih dianggap asing digunakan. Namun lambat laun produknya mulai diterima di masyarakat.

Jerih payah Husen sang pemuda pelopor ini membuahkan hasil,  saat ini sudah banyak warga binaannya mengunakan sedotan bambu.

Disamping melakukan kampanye pengunaan sedotan bambu,  Husen juga memproduksi sedotan yang ramah lingkungan itu,  bahkan sedotannya menembus pasar Belanda selain Bali.

“Kak, Alhamdulillah sedotan bambu kita di ekpor ke Belanda,  dan untuk lokal baru Bali,” cerita Husen.

Sedotan plastik produksi husen ini juga dikemas dengan kotak yang terbuat dari daun pandan dan kain batik. Hal ini tentunya menambah nilai estetika sedotan plastik itu sendiri.

Kotak anyaman daun pandan dan tas dari kain batik ini juga merupakan salah satu upaya pengurangan sampah plastik.

“Sedotan bambu kita lebih diminati warga Belanda kak,” kata Husen.

Husen menceritakan negara-negara luar sudah lebih dahulu memahami bahaya pengunaan sedotan plastik sehingga banyak beralih mengunakan sedotan bambu yang ramah lingkungan.

Sedotan bambu bila tidak digunakan akan gampang terurai dan menyatu dengan alam berbeda dengan sedotan plastik yang membutuhkan waktu puluhan tahun sebelum terurai.  (TIA)

Baca juga :Terobosan Baru Disparpora, Pasar Vander Capelen Buka Malam Minggu

Leave a Reply